Rabu, 26 September 2012

Fungsi Umum Belajar

Fungsi Umum Teori Belajar
Ada lima fungsi umum dari teori (Suppes,1974),yaitu :
1.      Sebagai kerangka untuk melakukan riset
Contoh : Teori Classical Conditining

Pavlov melakukan percobaan stimulus-respon yang dilakukan pada seekor anjing sehingga lahirlah sebuah teori yang kita kenal sebagai Classical Conditioning.
Percobaan yang dilakukan Pavlov sering kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dulu ketika Saya hendak memberi makan ayam,pertama sekali yang harus dilakukan adalah membuka pintu belakang(CS) kemudian memanggil ayam. Setelah ayam sudah berkumpul barulah makanan diberikan(UCS). Hal ini saya lakukan secara berulang-ulang disetiap pagi hari, sehingga ketika membuka pintu belakang saja(CS) tanpa maksud untuk memberikan makan ayam, ayam-ayam pada berdatangan(CR).
2.      Memberikan kerangka penataan informasi yang spesifik
Teori Classical Conditioning mampu menjelaskan mengapa ayam-ayam bisa berkumpul ketika pintu belakan dibuka padahal tidak ada makanan yang diberikan.
3.      Mengungkapkan kompleksitas dan kekaburan suatu kejadian
Stimulus yang selalu diberikan tanpa menggabungkannya dengan sesuatu yang bernilai(penguat) maka lama-kalamaan respon yang diciptakan akan menghilang. Dalam Classical Conditioning hal ini dikenal dengan extinction. Pada contoh memberikan makan ayam yang saya lakukan setiap pagi. Jika saya membuka pintu tetapi tidak memberikan makanan,pada awalnya ayam-ayam itu akan datang menghampiri saya. Tapi jika terus berlanjut saya mebuka pintu tapi tidak meberikan makanan maka ayam-ayam itu tidak akan berkumpul lagi(perilakunya punah).
4.      Teori mungkin melahirkan wawasan baru tentang situasi sehingga prinsip atau teori  sebelumnya perlu diperbaiki
Tehnik countercondtioning adalah tehnik yang dilakukan untuk menghilangkan rassa takut (phobia) yang dicobakan oleh Watson dan Jones pada Littel Albert yang takut pada benda-benda yang berwarna putih. Tehnik ini memakan banyak waktu untuk menghilangkan phobia tersebut. Beberapa ahli Neuro Linguistic Program (NLP) menemukan tehnik menghilangkan phobia dengan cara penggabungan antar Hypnotheraphy dengan tehnik Sugesti Power Emotional Freedom Tehnik (SUPER EFT). Tehnik ini sangat direkomendasikan untuk menghilangkan phobia,tetapi sayangnya tidak banyak ahli psikologi yang memakai tehnik ini. Tehnik ini justru lebih banyak dipakai oleh orang-orang yang tidak memiliki latar belakang ilmu psikologi.
5.      Teori berguna sebagai penjelasan atas suatu kejadian
Seseorang bisa merasa sangat ketakutan ketika mendengar sirene ambulan, ayam-ayam bisa berdatangan ketika pintu dibuka kesemuan ini sangat bisa dijelaskan mengapa bisa terjadi dengan mengguanakan teori Classical Conditioning.



Senin, 24 September 2012

Pengalaman Belajar Memasak


Dulu ketika pertama sekali mendapatkan kesempatan memasak untuk diri sendiri yang pertama sekali saya coba adalah memasak mie instan. Hal ini saya lakukan dikarenakan memasak mie instan lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan memasak yang lain seperti menanak nasi,masak sayur,atau yang lainnya. Ketika pertama sekali memasak mie instan yang saya lakukan adalah merebus air sekaligus memasukkan mie ke dalamnya beserta bumbunya yang dimasak dengan air yang sangat banyak. Hasilnya adalah mie terasa keras,tidak ada rasa,sehingga akhirnya dibuang.
Seiring berjalannya waktu,saya mulai belajar dari lingkungan sekitar saya, baik itu dari Ibu maupun dari media televisi. Saya mulai belajar setahap demi setahap bagaimana cara memasak yang benar. Hingga akhirnya masakan mie instan saya termasuk hal yang diminati dirumah.
Hal yang menyebabkan saya mahir dalam memasak dikarenakan saya melakukannya secara berulang-ulang. Saya belajar dari pengalaman memasak sebelumnya, hal apa yang baik untuk dilakukan dan mana yang harus dibenahi. Selain itu,saya juga belajar dari lingkungan saya,yaitu dengan memperhatikan orang lain ketika memasak. Inilah yang disebut Gagne sebagai proses belajar,yaitu perubahan yang terjadi bukan hanya dipengaruhi oleh perkembangan tetapi juga karena dilakukan secar terus-menerus ditambah dengan adanya stimulus dari lingkungan.
Ada lima variasi belajar yang dianggap Gagne memenuhi kriteria,yang saya lakukan adalah jenis belajar keterampilan intelektual. Yang termasuk keterampilan intelektual adalah membedakan, mengkombinasikan, mentabulasikan, mengklarifikasikan, menganalisa, dan mengkuantifikasikan objek, kejadian, dan simbol-simbol lain (Gagne,1977a,h.27). Ketika  memasak saya akan belajar dua bungkus bumbu mie instan akan terasa asin sekali ketika saya memasaknya dengan sedikit air atau tidak akan terasa jika saya memasak lima bungkus. Dari hal ini saya belajar membedakan penggunaan bumbu, mengklarifikasi, menganalisa takaran supaya bumbunya terasa pas untuk masakan selanjutnya.

Mind Map Belajar 1


klik pada gambar untuk memperbesar :D

All About Abnormal Psychology

kontrak kuliah download di sini --> maaf ini kontrak beberapa tahun yang lalu,tapi agak mirip kok
pengantar psi.Abnormal di sini
multiaxial assesment di sini
classification diagnostic di sini

Sabtu, 15 September 2012

Analisis Pengalaman Berdasarkan Teori Belajar Robert Gagne


HASIL DISKUSI KELOMPOK



Kondisi belajar menurut Gagne adalah keterampilan, apresiasi, penalaran manusia, dengan semua variasinya, harapan, aspirasi, sikap, nilai-nilai manusia, perkembangannya sebagian besar bergantung pada peristiwa yang disebut dengan belajar ( Gagnẻ,1985,h.1). Lima variasi yang dianggap Gagnẻ memenuhi kriteria, yaitu :

1.      Informasi verbal, dimana dalam hal ini individu dapat menyatakan nama-nama sesuatu, fakta, atau membuat kalimat untuk tema utama atau ide dalam wacana.
2.      Keterampilan intelektual, dimana individu mampu menyusun kalimat, menjumlahkan angka dua digit, memecahkan soal aljabar, dan mengidentifikasi warna.
3.      Keterampilan motorik mencakup sekuensi atau tindakan fisik seperti menunjukkan kepak sayap kupu-kupu.
4.      Sikap yang memengaruhi tindakan positif atau negatif terhadap orang lain.
5.      Strategi kognitif mencakup kapabilitas yang mengontrol belajar, mengingat, dan berpikir.

Dalam teori Gagne juga terdapat konsep kondisi belajar internal dan eksternal. Kondisi belajar (Gagne) adalah suatu situasi belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah ia ditempakan pada situasi tersebut. Kondisi internal adalah kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru dengan kata lain berarti kondisi yang mempengaruhi belajar siswa yang ditimbulkan oleh mereka sendiri, seperti motivasi belajar, keadaan psikologis, fikiran dan sebagainya. Kedua, kondisi belajar eksternal, yaitu kondisi belajar yang ditimbulkan dari luar diri mereka, dalam hal ini adalah lingkungan belajar siswa. Kondisi eksternal adalah peristiwa khusus dan unik yang memungkinkan belajar (Gagne, 1985), khususnya peristiwa yang mengandung stimulus yang ada di luar diri pembelajar seperti penjadwalan dan pengurutan.
Ketiga pengalaman anggota kelompok dapat dihubungkan dengan konsep kondisi belajar Robert Gagne. Yang pertama, sesuai dengan konsep kondisi internal dan eksternal, dimana terdapat motivasi dan keinginan dari diri kami sendiri dalam belajar dan bertindak. Dalam kasus Rosa, ia mempunyai sikap positif terhadap menari, sehingga ia mau mempelajari gerakannya dan kondisi eksternal dimana ia memperhatikan guru tari nya dalam menarikan tarian Tanggai, begitu juga dengan Cut dengan kondisi eksternalnya, yaitu sepedanya yang rusak mambuat ia berani mengambil tindakan dan keputusan untuk mengadukan temannya kepada guru, lalu Fauji yang memiliki keinginan dari dalam dirinya untuk belajar memasak mie instan dan kondisi eksternal dimana ia juga memperhatikan orang sekitar yang memasak mie instan.
Pengalaman anggota kelompok juga dapat dibahas dengan konsep 5 kategori belajar. Bahwa setiap orang belajar atau mengalami pembelajaran dengan 1 atau lebih dari kategori belajar ini. Pengalaman menari yang dialami Rosa melibatkan 3 kategori, yaitu sikap positif terhadap menari sehingga ia berkeinginan untuk mempelajarinya, motorik yang bekerja ketika ia menggerakkan tangan, kepala, kaki, dan bagian tubuh lainnya untuk menari, dan kognitif yang ia gunakan dalam berpikir, mencerna, dan mengingat gerakan yang telah dipelajari. Pada pengalaman Cut Rafyqa Fadhilah terjadi variasi belajar Gagne yaitu keterampilan intelektual dan strategi kognitif Cut dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi Cut sehingga menjadikan pembelajaran untuk Cut kedepannya dalam menghadapi masalah serupa ataupun masalah lainnya dimana keterampilan intelektual dan strategi kognitif sangat berperan penting dalam memecahkan masalah (problem solving). Fauji juga melibatkan keterampilan intelektual dimana Fauji akan belajar bahwa dua bungkus bumbu mie instan akan terasa asin sekali ketika saya memasaknya dengan sedikit air atau tidak akan terasa jika saya memasak lima bungkus.
 

Selasa, 11 September 2012

BAB 5 KONDISI BELAJAR ROBERT GAGNE


Keterampilan, apresiasi, penalaran manusia, dengan semua variasinya, harapan, aspirasi, sikap ,nilai-nilai manusia, perkembangannya sebagian besar bergantung pada peristiwa yang disebut dengan belajar.( Gagnẻ,1985,h.1)
Asumsi dasar dari teori Gagnẻ mendeskripsikan sifat unik dari kegiatan belajar dan defenisinya. Asumsinya,: belajar dan pertumbuhan tidak boleh disamakan satu sama lain; belajar adalah faktor kausal penting dalam perkembangan individual; banyak hasil belajar manusia digeneralisasikan ke dalam berbagai situasi; belajar keterampilan yang kompleks didasarkan pada pembelajaran sebelumnya; dan belajar bukan proses tunggal.

Komponen Belajar
Pendekatan Gagnẻ dalam mengembangkan prinsip belajar. Pertama, pemahaman tentang kapabilitas manusia karena sifat dari hasil belajar akan menentukan parameter proses belajar. Kedua, belajar dan pembelajaran bukan titik perhatian yang terpisah,keduanya harus berjalan beriringan. 
Macam-macam belajar. Lima variasi yang dianggap Gagnẻ memenuhi kriteria adalah informasi verbal,keterampilan intelektual,keterampilan motorik,sikap,dan strategi kognitif. Lima variasi belajar ini akan mempresentasikan hasil belajar.
Sembilan tahapan belajar dibagi menjadi tiga tahapan umum
1.      Persiapan belajar. Tahapan ini bertujuan mempersiapkan diri  untuk belajar seperti memperhatikan stimuli untuk belajar,membangun harapan, dan mengambil informasi yang relevan dan keterampilan dari ingatan jangka panjang untuk dimasukkan ke ingatan kerja. Biasanya tahapan ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit.
2.      Akuisisi dan kinerja. Pada tahapan ini memungkinkan penyimpanan stimulus penting secara temporer di dalam ingatan kemudian memberi makna (encoding) dan mentrasfer informasi ke ingatan jangka panjang,tahap ini adalah tahap sentral dan penting dalam belajar. Kegiatan inti dari belajar diakhiri dengan kinerja atau konfirmasi belajar baru. Pembelajaran mengambil kode baru disimpan di memori jangka panjang dan memberi respon.  Langkah selanjutnya adalah memberikan tanggapan. Arti penting dari tanggapan ini adalah untuk memperkuat pembelajaran ketika ia mengkonfirmasi kan bahwa tujuan telah dicapai atau dikuasai.
3.      Transfer belajar. Tahapan terakhir dari pembelajaran mencakup kesempatan untuk mengaplikasikan aktivitas belajar ke dalam situasi baru dan mengkonstruksikannya untuk diingat kembali. Tahapan ini juga melahirkan petunjuk tambahan untuk pengingatan kapabilitas di masa depan.

Hakikat Belajar yang Kompleks
Analisis belajar Gagne memcakup dua organisasi kapabilitas yang merepresentasikan belajar yang kompleks. Dua organisasi itu adalah prosedur dan hierarki belajar.

Prosedur
          Sebuah prosedur adalah:
a.  Seperangkat tindakan yang harus dilakukan sesuai urutan atau secara langkah demi langkah, dan
b. Organisasi keterampilan yang mencakup keterampilan motorik/gerak dan keterampilan intelektual (Gagne, 1985, h. 262). Contohnya adalah menulis cek, menyeimbangkan neraca, dan memarkir kendaraan.

Hierarki Belajar
          Hierarki belajar adalah “seperangkat kapabilitas intelektual tertentu yang memiliki kaitan berurutan satu sama lain (Gagne, 1985, h. 262). Artinya, setiap keterampilan atau kapabilitas adalah penting untuk mempelajari keterampilan yang lebih tinggi di urutan selanjutnya. Tipe keterampilan komponen dan kontruksi hierarki belajar.

Tipe Keterampilan Komponen
Ringkasan Keterampilan Intelektual dari yang Sederhana ke yang Kompleks
Tipe Kapabilitas
Deskripsi
Contoh
Belajar Diskriminasi.
Merespon secara berbeda pada karakteristik yang membedakan objek, seperti bentuk, ukuran, warna.
Membedakan gambar segitiga tertutup dan gambar geometris lainnya.
Belajar konsep/konsep konkret.
Mengidentifikasi objek atau kegiatan sebagai anggota dari satu konsep, belajar melalui pertemuan langsung dengan contoh konkret.
Mengidentifikasi berbagai bentuk segitiga, dari segitiga yang tinggi sampai lebar.
Konsep yang didefinisikan.
Belajar aturan klasifikasi (konsepnya adalah abstrak; tidak ada contoh konkret).
Belajar bahwa patriotisme mengacu pada situasi yang merefleksikan cinta atau semangat untuk membela negara.
Belajar Aturan.
Merespons satu kelompok situasi dengan kelompok kinerja yang mempresentasikan kaitan.
Menjawab 5+2, 6+1, dan 9+4 dengan menjumlahkan 2+5, 1+6, dan 4+9.
Belajar kaidah yang lebih tinggi (pemecahan masalah).
Memilih aturan subordinat dari ingatan untuk memcahkan masalah dan mengaplikasikannya pada urutan yang tepat.
Memecahkan persamaan linier dengan satu persamaan tersamar.

Menyusun Hierarki Belajar
          Mengembangkan hierarki belajar diawali dengan pernyataan yang jelas tentang tujuan akhir dari pembelajaran, misalnya untuk pengurangan bilangan bulat. Tujuan ini kemudian dianalisis menjadi keterampilan subordinat sehingga keterampilan leveln rendah dapat diprediksi akan menimbulkan transfer positif ke keterampilan yang lebih tinggi di dalam hierarki tersebut (Gagne, 1986b, h. 1).
          Karakteristik esensial dari hierarki belajar adalah mereka merupakan organisasi keterampilan psikologis. Suatu hierarki belajar bukanlah urutan informasi logis atau deskripsi cara pengetahuan varbal diperoleh (Gagne, 1968b).
          Keterbatasan hierarki belajar adalah hierarki ini tidak selalu merepresentasikan urutan dari belajar baru di dalam kelas. Meski demikian, hierarki belajar, dengan mengidentifikasi keterampilan prasyarat, dapat mereduksi kebutuhan akan remediasi dan memberikan hasil proses di dalam kurikulum.

PRINSIP PEMBELAJARAN

Asumsi Dasar
          Asumsi Gagne tentang pembelajaran di kelas mencakup sifat dari pembelajaran dan proses yang disebut sebagai desain pembelajaran.
Definisi Instruksi
          Belajar dapat terjadi baik karena ada ataupun tidak adanya kegiatan pembelajarab (Gagne, 1987a, h. 400). Karakteristik kedua dari pembelajaran adalah ia tidak memiliki tujuan tunggal. Ketiga keputusan tentang pembelajaran harus dibuat dalam konteks keterampilan atau keterampilan yang akan dipelajari.

Hakikat Desain Pembelajaran
          Fokus dalam prinsip Gagne adalah pembelajaran, bukan sekadar pengajaran sederhana. Maksudnya adalah untuk menangani semua kejadian yang mungkin memengaruhi belajar individual (Gagne & Briggs, 1979).

Komponen Pembelajaran
          Penopang teori adalah lima variasi belajar. Mereka berfungsi sebagai kerangka acuan untuk mengidentifikasi kapabilitas atau kapabilitas-kapabilitas yang merupakan hasil dari pembelajaran tertentu.

Mendesain Tujuan Kinerja
          Fungsi tujuan kinerja (performance objective) adalah sebagai pernyataan yang tegas tentang kapabilitas yang akan di pelajari. Istilah seperti memahami, mengerti, dan mengapresiasi harus diganti dengan istilah yang lebih tepat yang secara jelas mengkomunikasi keterampilan atau sikap yang hendak dipelajari.

Saran Kata Kerja untuk Jenis Belajar
Kapabilitas
Kata Kerja
Informasi
Menyatakan, mendefinisikan, menguraikan dengan kata-kata sendiri.
Keterampilan motorik
Melakukanm mengerjakan, memberlakukan, mengucapkan.
Sikap
Memutuskan untuk... bebas untuk memilih... memilih (aktivitas yang disukai)
Siasat Kognitif
Menentukan cara (strategi)
Keterampilan Intelektual
  Membedakan
  Konsep

  Aturan
  Kaidah tingkat tinggi

Memilih (yang sama dan yang beda).
Mengidentifikasi (contoh), mengklasifikasi (ke dalam kategori).
Menunjukkan, memprediksi, menjabarkan.
Menghasilkan (penyelesaian satu masalah), memcahkan.

Memilih Kegiatan Instruksional

Kaitan antara Tahapan Belajar dengan Peristiwa Pembelajaran
Deskripsi
Tahapan Belajar
Kegiatan Pembelajaran
Persiapan belajar
1.    Mengarahkan perhatian.




2.    Ekspektasi.

3.    Retrieval (pengambilan informasi dan/atau keterampilan yang relevan) untuk dimasukkan ke ingatan kerja.
Menarik perhatian siswa dengan menggunakan kejadian tidak seperti biasanyam pertanyaan atau perubahan stimulus.
Memberitahu tujuan belajar kepada pemelajar.
Merangsang ingatan atas belajar yang telah dipelajari sebelumnya.
Akuisisi dan kinerja
4.    Persepsi selektif atas ciri stimulus.
5.    Penyandian semantik.

6.    Retrieval dan respons.

7.    Penguatan.
Menyajikan stimulus dengan ciri yang berbeda.
Memberikan bimbingan belajar.
Memunculkan kinerja.
Memberi balikan informatif.
Transfer Belajar
8.    Pemberian petunjuk retrieval.
9.    Generalisasi.
Menilai perbuatan/kinerja.

Memunculkan kinerja dengan contoh baru.


Pemerolehan dan Kinerja.
          Kegiatan inti dari pembelajaran adalah menyajikan stimulus tertentu, menyediakan pedoman belajar, memunculkan kinerja, dan memberikan tanggapan atau umpan balik (feedback).

Peran Penemuan Terbimbing.
          Siswa dapat merespons seluruh kelompok situasi dengan sekelompok kinerja yang merefleksikan kaitan khusus dengan situasi stimulus. Misalnya, setelah mempelajari penyerdehanaan bilangan pecahan, siswa dapat mengaplikasikan aturan untuk tugas itu dalam setiap situasi.

Retrieval dan Transfer.
          Guru dan perancang pembelajaran memilih pernyataan verbalm pertanyaan, objek, diagram, dan stimuli lainnya untuk menstimulasi pemrosesan informasi secara internal oleh pemelajar.

Keterterapan dalam Berbagai Ragam Belajar.
          Peristiwa untuk tujuan kinerja pada umumnya dipilih berdasarkan ragam belajar yang dipresentasikan oleh tujuan. Tetapi mengingat keragaman siswa serta kompleksitas informasi, keterampilan, strategi, atau sikap yang hendak dipelajari, peristiwa pembelajaran ini diberikan sesuai keperluan.

Peran Media dalam Pembelajaran
          Model seleksi media berguna untuk mengembangkan pemikiran seseorang tentang berbagai macam media untuk pembelajaran. Seseorang tidak memilih media lebih dulu, seperti televisi atau computer, dan kemudian mendesain pembelajaran, sebaliknya, media dipilih yang sesuai dengan persyaratan dari kegiatan pembelajaran tertentu.

Merancang Pembelajaran untuk Keterampilan yang Kompleks

Rancangan Pembelajaran untuk Prosedur
Langkah pertama dalam mengembangkan pembelajaran untuk keterampilan yang kompleks adalah menentukan keterampilan yang akan diajarkan.  Keterampilan motorik dalam urutan ini kemudian dianalisi menjadi bagian-bagian ketermapilan yang juga mungkin perlu diajarkan. Untuk beberapa prosedur, pilihan antara langkah-langkah alternatif mungkin akan diperlukan. Setelah keterampilan, bagian keterampilan, dan keterampilan intelektual diidentifikasi, jenis kapabilitas dari masing-masing keterampilan akan diidentifikasi. Tujuan kinerja kemudian ditulis untuk setiap keterampilan dan dirancanglah pembelajaran untuk seperangkat tujuan.

Rancangan Pemebelajarna untuk Hirarki Belajar
Bagian dalam bab tentang hakikat belajar kompleks ini membahas analisis tugas belajar, metode menyusun hierarki belajar.pertanyaan tentang “keterampilan sederhana apa yang penting untuk keterampilan saat ini”, diaplikasikan pertama kali ke hampir semua keterampilan kompleks yang diajarkan, dan kemudian ke keterampilan lain yang teridentifikasi.

Analisi Tugas Kognitif
Analisis tugas kognitif, yang adalah perluasan dari analisa tugas tradisional, digunakan untuk menangani analisi proses mental, pengetahuan dan tujuan, serta keputusan yang mendasari berbagai tindakan yang diamati. Langkah utama dalam analisis tugas :
1.      Mengumpulkan informasi awal
2.      Mengidentifikasi representasi pengetahuan
3.      Mengimplementasikan teknik untuk memunculkan pengetahuan
4.      Menganalisis dan memverifikasi data
5.      Memformat hasil untuk digunakan
 
Aplikasi Pendidikan

Isu Kelas
Pendekatan Gagne untuk analisis belajar adalah dari perspektif kebutuhan pembelajaran. Akibatnya, karyanya membahas beberapa isu penting dalam kelas.

Karakteristik Pemelajar
Perbedaan Individual. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa macam perbedaan individual antarsiswa.termasuk didalamnya adalah perbedaan strategi kognitif dan tingkat belajar. Tetapi, yang paling penting adalah perbedaan dalam kapabilitas awal siswa, yaitu materi mentah yang menjadi garapan pembelajaran (Gagne, 1974a, h. 125). Mereka dapat dinilai pada awal tahun ajaran sekolah atau awal pelajaran. Untuk memperkecil hal ini, dapat dilakukan pembelajaran kelompok kecil, tutorial, dan diindividualisasikan.
Motivasi. Mendesain pembelajaran yang efektif mencakup identifikasi motif siswa dan penyaluran motif itu ke kegiatan yang produktif dalam rangka mencapau tuuan belajar (Gagne 1974a).

Proses Kognitif dan Pembelajaran
Transfer Belajar. Prasyarat esensial dalam keterampilan intelektual membantu transfer melalui 2 cara, kontribusi pada upaya mempelajari urutan lebih tinggi dan menggeneralisasikan ke situasi lain. Pada akhir belajar, situasi baru disajikan ke siswa untuk memastikan bahwa pencapaian belajar baru mereka tidak terbatas pada situasi.
Keterampilan “Bagaimana Cara Belajar”. Keterampilan ini adalah strategi kognitif, dimana siswa memakainya untuk mengelola belajarnya, mengingat, dan berpikir.
Pengajaran Pemecahan Masalah. Dalam strategi kognitif, pemelajar menciptakan sendiri solusi yang mungkin membutuhkan seleksi informasi dari berbagai macam sumber dan kombinasi informasi dengan cara baru.

Implikassi untuk Asesmen
Kapabilitas kelompok kinerja manusia itu unik, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
Konteks Sosial untuk Belajar
Gagne memfokuskan pada rancangan sistem pembelajaran ketimbang pada pengembangan model pembelajaran. Perbedaan utamanya adalah model pembelajaran meletakkan guru atau individu pada peran pelaku atau pengelola konstruksi untuk beberapa kelompok belajar yang teridentifikasi. Sistem pembelajaran sebaliknya, sering mencakup seperangkat materi dan aktivitas yang dengannya langkah dan manajemen pembelajaran berada pada diri pemelajar.

Mengembangkan Strategi Kelas

Model Perancangan Sistem
Ciri-cirinya pembelajarannya :
1.      Dirancang untuk tujuan dan sasaran spesifik
2.      Pengembangannya menggunakan media dan teknologi pembelajaran lain.
3.      Uji coba, revisi material, dan pengujian lapangan atas material yang merupakan bagian integral dari proses perancangan.
Kaitan antara belajar pada tingkat pembelajran dan pelajaran diilustrasikan dengan tujuan berikut :
1.      Tujuan peajaran : siswa dapat menganalisis secara kritis kegiatan dan situasi dalam sistem pengadilan, pemerintah, ekonomi dan politik suatau negara, yang konsisten dengan prioritas yang diidentifikasi negara itu.
2.      Tujuan unit : siswa daat menunjukkan hubungan antara sistem politik dengan ekonomi.
3.      Subketerampilan spesifik : siswa bisa mengklasifikasikan sistem sebagai politik atau ekonomi.

Merancang Pelajaran
Langkah 1 : menulis atau memilih tujuam kerja
Langkah 2 : memilih kegiatan pembelajaran untuk masing-masing tujuan kerja
Langkah 3 : memilih media untuk kegiatan pembelajaran
Langkah 4 : mengembangkan tes untuk ujian

Kelemahan
Gagne mengembangkan teori kondisi belajar untuk menjelaskan berbagai macam proses psikologi dan terlihat didalam riset tentang belajar sebelmnya dan untuk menspesifikasi dengan tepat uruta kegiatan pembelajaran untuk proses yang teridentifikasi. Jadi teori ini lebih mudah untuk tim perancang kurikulum ketimbang untuk dipakai guru dikelas.