Minggu, 07 Oktober 2012

Analisis Film Kinky Boots


Sinopsis Film “ Kinky Boots”
Charlie Price, setelah ditinggal ayahnya meninggal baru menyadari bahwa pabriknya dalam keadaan sekarat. Kemudian muncul Lauren sang pemberi semangat, salah satu karyawannya yang akan dipecat, hingga memicu Charlie untuk berpikir keras menyelamatkan Prince&Son yang sudah lama berdiri sejak akhir abad 19. Akhirnya Charlie bertemu dengan seorang waria yang bernama Lola alias Simon. Charlie akhirnya mempunyai ide untuk membuat sepatu khusus untuk para waria dengan Lola sebagai perancangnya. Charlie pun jatuh bangun dalam usaha membangkitkan perusahaannya.
Film ini memberi inspirasi bagi semuaorang untuk tidak menyerah darikeadaan yang sangat sulit, karena seperti pepatah, ada banyak jalan menuju roma, tinggal bagaimana kita berusaha.

Pembahasan:
Film ini dapat dikaitkan dengan teori Gestalt dimana salah satu asumsi dasar perspektif gestalt mengatakan bahwa organisme merespon keseluruhan sensoris yang tersegregasi atau gestalten ketimbang pada stimuli spesifik atau kejadian yang terpisah atau independen. Dalam kaitannya dengan kasus yang terjadi pada Charli dalam film Kinky Boots, Charlie mengalami kejadian-kejadian yang membuat dia down, mulai dari ayahnya meninggal perusahaannya terancam bangkrut, dan pegawainya terpaksa di PHK. Disini Charlie memandang kejadian-kejadian ini dalam satu kesatuan dimana ia menjadi sedih dan putus asa. Selain itu asumsi keempat Gestalt mengatakan bahwa organisasi atau susunan dari stimuli di lingkungan itu sendiri adalah suatu proses, dan proses ini memengaruhi persepsi individu.  Dimana dalam film ini salah satu pegawai yang akan di PHK oleh Charlie, Lauren sang pemberi semangat mengatakan "ini semua salahku, apa yang harus aku lakukan?” Kata-kata ini memicu Charlie untuk bangkit kembali lalu mengubah persepsinya dan berpikir keras untuk menyelamatkan perusahaan dan karyawannya.
            Pendekatan lain yang kami gunakan adalah Teori Thorndike, yaitu tiga hukum belajar. Pertama, hukum efek (law of effects) menyatakan bahwa suatu keadaan yang dialami individu akan memengaruhi individu bertindak. Dalam hal Lola sempat menolak desain yang dibuat oleh Charlie, hal inilah yang membuat Charlie tidak pantang menyerah dan terus mencoba. Yang kedua, hukum latihan (law of exercise) menyatakan bahwa pengulangan dari pengalaman akan meningkatkan respon yang benar. Kegagalan, penolakan, dan jatuh bangun Charlie dalam membangun kembali perusahaannya, membuat Charlie menjadi orang yang lebih tegar dan mampu menganalisis kesalahan dimasa lampau sehingga dapat membuat sepatu yang akhirnya diminati dan laku di pasaran.
Yang ketiga, hukum kesiapan (law of readiness), dimana pelaksanaan tindakan dalam, merespons impuls yang kuat adalah memuaskan, sedangkan perintangan tindakan atau memaksakannya dalam kondisi lain adalah menjengkelkan. Dalam film ini, Charlie akan merespon kondisi dimana Lola menolak untuk bekerja dan mendesain sepatunya dengan perasaan kesal dan menjengkelkan. Namun, Lola akhirmya bersedia untuk mendesain dan bekerja di perusahaan Charlie, sehingga kondisi ini direspon memuaskan dan senang.
            Kesimpulannya, film ini dapat dijelaskan dengan teori-teori belajar, dimana lingkungan dan penglaman dapat membuat respons baru dan juga dapat menguatkan respons yang sudah ada.

Daftar Pustaka:
Gredler, Margareth E. 2011. Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi, Ed. 6, Cet. 1.
              Jakarta: Prenada Group.

0 komentar:

Posting Komentar