Dulu
ketika pertama sekali mendapatkan kesempatan memasak untuk diri sendiri
yang pertama sekali saya coba adalah memasak mie instan. Hal ini saya
lakukan dikarenakan memasak mie instan lebih mudah dan lebih cepat
dibandingkan memasak yang lain seperti menanak nasi,masak sayur,atau
yang lainnya. Ketika pertama sekali memasak mie instan yang saya lakukan
adalah merebus air sekaligus memasukkan mie ke dalamnya beserta
bumbunya yang dimasak dengan air yang sangat banyak. Hasilnya adalah mie
terasa keras,tidak ada rasa,sehingga akhirnya dibuang.
Seiring
berjalannya waktu,saya mulai belajar dari lingkungan sekitar saya, baik
itu dari Ibu maupun dari media televisi. Saya mulai belajar setahap
demi setahap bagaimana cara memasak yang benar. Hingga akhirnya masakan
mie instan saya termasuk hal yang diminati dirumah.
Hal
yang menyebabkan saya mahir dalam memasak dikarenakan saya melakukannya
secara berulang-ulang. Saya belajar dari pengalaman memasak sebelumnya,
hal apa yang baik untuk dilakukan dan mana yang harus dibenahi. Selain
itu,saya juga belajar dari lingkungan saya,yaitu dengan memperhatikan
orang lain ketika memasak. Inilah yang disebut Gagne sebagai proses
belajar,yaitu perubahan yang terjadi bukan hanya dipengaruhi oleh
perkembangan tetapi juga karena dilakukan secar terus-menerus ditambah
dengan adanya stimulus dari lingkungan.
Ada
lima variasi belajar yang dianggap Gagne memenuhi kriteria,yang saya
lakukan adalah jenis belajar keterampilan intelektual. Yang termasuk
keterampilan intelektual adalah membedakan, mengkombinasikan,
mentabulasikan, mengklarifikasikan, menganalisa, dan mengkuantifikasikan
objek, kejadian, dan simbol-simbol lain (Gagne,1977a,h.27). Ketika memasak
saya akan belajar dua bungkus bumbu mie instan akan terasa asin sekali
ketika saya memasaknya dengan sedikit air atau tidak akan terasa jika
saya memasak lima bungkus. Dari hal ini saya belajar membedakan
penggunaan bumbu, mengklarifikasi, menganalisa takaran supaya bumbunya
terasa pas untuk masakan selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar